Dunia esports, khususnya di ranah MOBA, punya satu nama yang melegenda dan tak pernah lepas dari perbincangan: Sang ‘Demon King’, Lee “Faker” Sang-hyeok. Ketika berbicara tentang League of Legends (LoL), hampir tak mungkin mengabaikan nama Faker. Ia bukan hanya seorang pemain profesional, tapi telah menjadi simbol kehebatan, dedikasi, dan inovasi dalam dunia gaming kompetitif. Artikel ini akan mengulas perjalanan Faker, alasannya dijuluki GOAT (Greatest of All Time), deretan pencapaiannya hingga 2025, serta penghargaan dan tribut yang ia terima dari komunitas League of Legends.
Awal Karier Faker dan Perjalanan Menuju Legenda
Faker lahir di Seoul, Korea Selatan, pada 7 Mei 1996. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat besar pada dunia gaming. Awalnya, Faker memainkan berbagai game online, namun ketertarikannya benar-benar menguat setelah ia mengenal League of Legends pada akhir 2011. Tidak butuh waktu lama, Faker segera dikenal di server Korea sebagai salah satu pemain dengan skill luar biasa.
Pada tahun 2013, Faker direkrut oleh SK Telecom T1 (sekarang T1) dan memulai debutnya di dunia profesional. Di musim pertamanya, Faker langsung memukau dunia dengan permainan agresif, mekanik sempurna, dan kepercayaan diri tinggi. Tak heran, namanya dengan cepat melejit dan menjadi perhatian global.
Momen Debut yang Tak Terlupakan
Salah satu momen paling ikonik adalah debut Faker di OGN Champions Spring 2013 melawan tim KT Bullets. Ia memainkan champion LeBlanc dan menampilkan permainan luar biasa, bahkan berhasil melakukan outplay spektakuler melawan Ryu, pemain midlane lawan. Clip “Faker, what was that?!” menjadi viral dan hingga kini masih sering disebut sebagai salah satu highlight terbaik sepanjang sejarah esports LoL.
Julukan “Unkillable Demon King” dan Maknanya
Salah satu gelar paling ikonik yang melekat pada diri Faker adalah “Unkillable Demon King” atau “Raja Iblis yang Tak Terkalahkan”. Julukan ini bukan sekadar hiperbola dari fans, melainkan representasi dari performa luar biasa serta mentalitas kompetitif yang benar-benar di atas rata-rata.
Asal Usul Julukan
Julukan ini pertama kali muncul pada masa awal karier Faker, tepatnya di OGN Champions 2013. Dalam sebuah pertandingan dramatis, Faker memainkan champion Zed dan sukses melakukan outplay tanpa terbunuh satu kalipun sepanjang pertandingan penting. Komentator sampai kehabisan kata-kata untuk menggambarkan kehebatannya, hingga akhirnya muncul istilah “Unkillable Demon King”.
Makna dan Filosofi di Balik Julukan
“Unkillable” menandakan bahwa Faker sangat sulit ditumbangkan—baik secara mekanik, skill, maupun mental. Sementara “Demon King” adalah pengakuan bahwa Faker bagaikan bos terakhir, musuh utama yang sangat ditakuti lawan di Rift. Dalam situasi tertekan, Faker sering jadi penentu kemenangan dan tetap tangguh meski seluruh tim dalam posisi sulit.
Julukan ini bukan hanya soal statistik—meskipun dalam banyak pertandingan besar, Faker kerap mencatat death count yang minim. Tapi lebih dari itu, julukan ini menjadi simbol kegigihan dan “keabadian” Faker. Dia selalu jadi ancaman abadi yang tak pernah benar-benar “mati”—baik dalam permainan maupun dalam pengaruh ke komunitas League of Legends.
Dampak Julukan bagi Komunitas
“Unkillable Demon King” telah menjadi meme, chant di tribun, bahkan bagian dari branding T1 dan League of Legends. Setiap ada momen clutch atau outplay luar biasa, komunitas internasional akan menggaungkan julukan ini sebagai bentuk penghormatan pada Faker.
Mengapa Faker Dijuluki GOAT?
Julukan GOAT (Greatest of All Time) dalam dunia olahraga dan esports diberikan hanya untuk mereka yang benar-benar melampaui batas-batas kehebatan. Faker mendapat gelar ini bukan hanya karena skill mekanik, tapi juga pengaruhnya terhadap meta, mentalitas kompetitif, dan konsistensi di level tertinggi selama lebih dari satu dekade.
Konsistensi dan Adaptasi
Faker adalah satu dari sedikit pemain yang mampu bertahan di puncak selama bertahun-tahun. Sejak 2013 hingga 2025, ia tetap menjadi pemain inti T1, berpartisipasi dalam berbagai turnamen besar, dan selalu menjadi ancaman utama bagi lawan-lawan di pentas dunia. Ia dikenal sebagai pemain yang adaptif terhadap perubahan meta, mampu menggunakan banyak champion, dan tetap relevan meski banyak generasi baru bermunculan.
Pemimpin di Dalam dan Luar Game
Faker bukan hanya dikenal sebagai midlaner andalan T1, tapi juga sebagai sosok pemimpin. Ia sering menjadi penentu strategi tim, menjaga semangat rekan-rekannya, dan menjadi panutan bagi pemain muda. Mental baja dan etos kerja keras membuatnya dihormati tak hanya oleh fans, tapi juga rival dan pelatih.
Inovator Meta dan Permainan
Banyak perubahan meta di League of Legends yang dipengaruhi oleh gaya bermain Faker. Ia seringkali membawa champion out-of-meta ke panggung dunia, membuat lawan kerepotan, dan bahkan memaksa Riot Games untuk melakukan balancing pada beberapa champion setelah penampilannya yang luar biasa.
Pencapaian Faker di League of Legends hingga 2025
Berikut adalah tabel pencapaian Lee “Faker” Sang-hyeok di dunia League of Legends profesional hingga pertengahan 2025:
Rivalitas LCK vs LPL, Faker bagian dari tim juara.
All-Star Invitational (pre-MSI 2014)
1× Juara
2014
Turnamen eksibisi internasional era awal SKT.
LoL Esports Hall of Legends
Inductee Pertama
2024
Figur pertama, simbol status legendaris Riot.
Catatan: Data hingga Agustus 2025, update berdasarkan sumber resmi esports & Riot Games.
Catatan Tambahan Prestasi
1.000+ pertandingan kompetitif di LCK dan 700+ kemenangan sepanjang karier.
Pemain profesional League of Legends dengan masa aktif terpanjang di level puncak.
Masih aktif bersama T1 hingga kontrak 2025.
Tribute to Faker dari Dunia League of Legends
Faker bukan hanya idola, tapi juga telah menjadi ikon. Riot Games sebagai developer League of Legends telah memberikan beberapa penghormatan spesial untuknya:
Skin Champion Khusus untuk Faker
Setiap kali tim memenangkan Worlds, Riot Games memberikan kesempatan bagi pemain untuk memilih champion dan mendesain skin spesial. Faker adalah satu-satunya pemain yang punya lebih dari satu skin Worlds—seperti SKT T1 Zed, SKT T1 Ryze, dan T1 Orianna. Semua skin tersebut menjadi koleksi premium dan sering digunakan oleh para pemain sebagai bentuk penghormatan kepada sang legenda.
Skin Ahri Hall of Legends untuk Faker
Pada tahun 2024, Riot Games memberikan penghormatan spesial kepada Faker melalui program Hall of Legends—sebuah penghargaan tertinggi bagi pemain yang benar-benar mengubah sejarah League of Legends. Faker menjadi pemain pertama yang mendapatkan penghargaan ini, dan sebagai bagian dari tribute, Riot merilis skin eksklusif Ahri “Hall of Legends” yang didedikasikan khusus untuk Faker.
Skin Ahri Hall of Legends ini tidak sekadar kosmetik biasa, namun didesain dengan nuansa dan efek visual yang terinspirasi dari perjalanan karier Faker. Mulai dari warna efek ultimate yang terinspirasi warna T1, hingga elemen “highlight moment” yang muncul pada recall dan dance animasi—skin ini benar-benar merepresentasikan perjalanan sang GOAT di Rift. Bahkan, beberapa voice line dalam skin ini menampilkan referensi ke momen legendaris Faker, termasuk quote-quote ikonik dan shoutout dari fans di seluruh dunia.
Rilisnya skin ini mendapatkan sambutan luar biasa dari komunitas League of Legends global. Banyak fans yang merasa skin Ahri Hall of Legends bukan hanya penghargaan bagi Faker, tapi juga bentuk apresiasi Riot kepada para legenda yang sudah membentuk sejarah dan budaya kompetitif League of Legends.
Menurut penulis, skin ini layak menjadi koleksi wajib bagi siapapun yang mengidolakan Faker dan ingin merasakan “magis” bermain layaknya sang Demon King di Summoner’s Rift.
Patung dan Mural di Korea Selatan
Pada 2023, Riot Games bersama T1 meresmikan patung Faker di markas T1 di Seoul. Selain itu, mural bertema Faker banyak ditemukan di kawasan Gangnam, simbol keberhasilan dan inspirasi generasi muda gamer Korea.
Tribute di Worlds 2023
Pada Worlds 2023, Riot Games menggelar segment khusus tribute untuk Faker. Video perjalanan karier, kutipan dari pemain lawan, pelatih, dan komunitas ditampilkan di hadapan jutaan penonton. “Faker is LoL, LoL is Faker” menjadi salah satu slogan tribute yang viral dan dikenang oleh fans.
Pengaruh Budaya dan Inspirasi Dunia
Bahkan di luar game, Faker sering diundang ke acara TV, universitas, hingga forum teknologi di Korea Selatan. Ia dianggap sebagai lambang kerja keras, konsistensi, dan integritas. Banyak pemain muda yang menjadikan Faker sebagai role model, bukan hanya di LoL, tapi juga di kehidupan sehari-hari.
Pendapat Redaksi GameFever !
Tak berlebihan rasanya jika Faker disebut GOAT dalam dunia League of Legends. Bukan hanya karena gelar juara yang ia kumpulkan, tapi lebih karena bagaimana ia menginspirasi, mengubah cara bermain, dan membangun budaya kompetitif yang sehat. Saya pribadi, sebagai penulis dan penggemar League of Legends sejak season awal, selalu merinding setiap kali melihat Faker bermain. Sosoknya mengingatkan bahwa legenda sejati bukan hanya yang menang, tapi yang mampu bertahan, belajar, dan terus memberi makna di setiap pertandingan.
Sebagai penutup, Faker telah menorehkan jejak yang sulit ditandingi. Tak hanya bagi T1 atau Korea Selatan, tapi untuk seluruh komunitas League of Legends dan dunia esports. GOAT itu bernama Faker, dan sejarah akan selalu mengingatnya.