Review The Last of Us Part 2 : Indah Sekaligus Mengerikan

The Last of Us Part 2 menjadi salah satu game yang paling kontroversial sekaligus paling dipuja dalam sejarah PlayStation. Dirilis eksklusif untuk PS4, karya Naughty Dog ini menghadirkan petualangan penuh emosi, keindahan visual yang mencengangkan, sekaligus pengalaman yang menghantam mental para pemain. Berikut adalah ulasan lengkap dari GameFever.co.id yang mengupas secara detail keindahan sekaligus kengerian yang membalut mahakarya ini.

Cerita yang Kompleks dan Penuh Emosi

Tidak bisa dipungkiri, kekuatan utama The Last of Us Part 2 ada pada jalan ceritanya. Game ini tidak hanya sekadar melanjutkan kisah Ellie dan Joel, namun juga mengangkat tema balas dendam, kehilangan, dan trauma dengan cara yang brutal sekaligus manusiawi.

Narasi Non-Linear yang Berani

Naughty Dog mengambil langkah besar dengan membagi cerita dalam dua perspektif yang saling bertolak belakang. Pertama, pemain mengikuti Ellie yang dibakar dendam. Kedua, pemain diajak memahami sisi lain dari sang antagonis yang ternyata juga menyimpan luka dan alasan sendiri. Pilihan narasi ini awalnya memicu pro dan kontra di kalangan gamer, namun justru memperkaya lapisan emosi yang dirasakan pemain.

“Saya sempat merasa frustrasi ketika dipaksa berpindah sudut pandang. Tapi perlahan, saya justru tersedot semakin dalam ke dalam kisah Abby. Di sini saya sadar, tidak ada benar-benar pahlawan atau penjahat—semua orang hanya berusaha bertahan.”

Adegan-Adegan yang Mengguncang Perasaan

Jangan harap Anda bisa melalui The Last of Us Part 2 tanpa merasakan guncangan emosi. Banyak adegan yang begitu intens dan penuh tekanan, dari momen kehilangan Joel, hingga keputusan-keputusan tragis yang harus diambil Ellie. Di beberapa titik, game ini benar-benar memaksa pemain bertanya, “Apakah saya masih di jalur yang benar?”

Visual dan Atmosfer: Indah Namun Menyesakkan

Naughty Dog benar-benar menunjukkan kualitas grafis terbaik generasi PS4 melalui The Last of Us Part 2. Lingkungan Seattle yang hancur, kota-kota terbengkalai, hingga detail hujan, debu, dan percikan darah terasa sangat hidup.

Detail Visual yang Memanjakan Mata

Setiap sudut kota, rerumputan liar, grafiti di dinding, hingga cahaya matahari yang tembus dari jendela—semuanya tampak nyaris nyata. Ada momen di mana saya sengaja berhenti di sebuah balkon, hanya untuk menikmati pemandangan dan musik latar yang sendu.

“Salah satu pengalaman paling berkesan bagi saya adalah ketika berjalan di tengah hujan lebat di Seattle, dengan headset menyala, suara petir dan air benar-benar membawa saya tenggelam ke dalam dunia yang suram namun indah.”

Atmosfer Kengerian yang Otentik

Namun keindahan itu kontras dengan atmosfer mencekam. The Last of Us Part 2 berhasil membangun ketegangan melalui desain suara, musik minimalis, serta kemunculan musuh yang tiba-tiba. Suara napas terengah-engah Ellie, decitan papan kayu, hingga erangan Clicker, membuat jantung berdetak lebih kencang.

Gameplay: Brutal, Realistis, dan Menantang

Berbicara soal gameplay, The Last of Us Part 2 menyajikan pengalaman bertahan hidup yang lebih brutal dan realistis. Sistem stealth, crafting, hingga pertempuran jarak dekat dibuat sangat detail dan menantang.

Stealth dan Combat yang Memaksa Berpikir

Tidak seperti game action pada umumnya, di sini peluru sangat terbatas. Setiap keputusan untuk menyerang atau bersembunyi benar-benar menentukan. AI musuh juga jauh lebih cerdas—mereka bisa memanggil anjing pelacak, mengepung dari berbagai sisi, bahkan memanggil nama temannya yang tewas.

“Saya pernah panik ketika kehabisan peluru dan harus improvisasi dengan botol, panah, dan stealth kill. Ketegangan inilah yang membuat saya lupa waktu—terus menerus waspada, tidak berani sembarangan lari.”

Pilihan Senjata dan Upgrade

The Last of Us Part 2 menawarkan berbagai pilihan senjata, dari revolver, panah, shotgun, hingga bom molotov. Semua bisa di-upgrade di workbench, memberi fleksibilitas gaya bermain. Crafting terasa vital, terutama ketika persediaan terbatas dan musuh mendesak.

Musik dan Audio: Menguatkan Nuansa Suram

Gustavo Santaolalla kembali mengisi soundtrack dengan aransemen gitar yang kelam dan penuh makna. Musik di game ini tidak pernah berlebihan, namun selalu hadir di momen-momen krusial, memperkuat efek emosional.

Selain itu, kualitas voice acting layak diacungi jempol. Setiap ekspresi marah, sedih, takut, atau putus asa terdengar sangat natural.

“Saya masih terngiang suara gitar Ellie dan dentingan lagu ‘Take On Me’ yang dibawakan secara akustik. Musik sederhana, namun sangat menyayat hati.”

Kontroversi dan Respons Pemain

Sejak perilisannya, The Last of Us Part 2 memicu perdebatan di antara gamer. Ada yang memuji keberanian narasi dan kualitas produksi, namun tak sedikit yang kecewa dengan keputusan cerita tertentu. Namun satu hal yang pasti, game ini meninggalkan jejak mendalam.

Pro dan Kontra di Komunitas

Keputusan untuk mengorbankan karakter-karakter utama, serta membelah simpati pemain di antara dua kubu, menjadi alasan utama game ini dibicarakan tanpa henti. Beberapa pemain bahkan mengaku sempat berhenti bermain karena terlalu emosional.

Sebuah Pengalaman Tak Terlupakan

Terlepas dari semua kontroversi, The Last of Us Part 2 tetap layak disebut sebagai salah satu game dengan storytelling dan atmosfer terbaik sepanjang masa. Ia bukan hanya sebuah game, melainkan perjalanan emosional yang akan membekas di hati siapa pun yang memainkannya.

“Bagi saya pribadi, The Last of Us Part 2 adalah game yang tidak ingin saya ulang, tapi juga tidak akan pernah saya lupakan. Rasanya seperti menonton film terbaik, tapi ikut menanggung lukanya secara langsung.”

Indah dan Mengerikan dalam Satu Paket

The Last of Us Part 2 bukan untuk semua orang. Namun jika Anda siap dengan cerita yang berat, visual memukau, gameplay intens, dan atmosfer yang mengguncang, maka inilah mahakarya yang wajib dicoba.

Sebagai penutup, The Last of Us Part 2 adalah cermin kehidupan—indah sekaligus mengerikan, penuh luka namun juga harapan. GameFever.co.id merekomendasikan game ini sebagai salah satu pengalaman gaming terbaik dekade ini.

Related posts

Review Game Upin & Ipin Universe ! Gameplay dan Kontroversi Copyright !

Review Pikabuu STOP! – Cara membuka setiap Ending ! Stop Judi !

Review Japanese RPG Game Octopath Traveler 2 Nintendo Switch