Pecinta game mobile di Indonesia akhirnya bisa menikmati peluncuran game MOBA berjudul Lokapala: Saga of the Six Realms. Game ini memang sangat spesial karena dibuat oleh developer lokal, Anantarupa Studios. Lokapala juga merupakan game MOBA pertama yang dikembangkan oleh developer Indonesia. Maka dari itu gamer mobile di Indonesia sangat antusias dengan Lokapala.
Sempat membuka tahap beta dan rilis 20 Mei kemarin, Lokapala membawa sesuatu yang baru ke dalam dunia MOBA. Salah satunya yang paling terasa adalah nuansa lokal yang kental dengan menghadirkan karakter – karakter yang berbasis dari mitos dan legenda Nusantara.
GameFever ID pun telah mencoba keseruan yang ditawarkan Lokapala. Sebagai game buatan developer lokal, apakah Lokapala bisa bersaing dengan game MOBA populer lainnya?
Game Lokal yang Kurang Terasa Kelokalannya
Seperti yang sudah sempat dibahas di atas, Lokapala memang menawarkan nuansa Indonesia. Anantarupa memang memiliki misi untuk memperkenalkan kembali nilai-nilai budaya ke orang muda lewat video game. Maka dari itu, Anantarupa menghadirkan beberapa karakter legenda sebagai Hero (Ksatriya) yang bisa dimainkan.
Sama seperti game MOBA lainnya, Lokapala juga menyediakan 6 role Ksatriya, seperti Marksman, Mage, Assassin, Fighter, Support, dan Tank. Untuk saat ini, Lokapala baru menyediakan 15 Ksatriya yang bisa dimainkan.
Meski mengusung tema Nusantara, sayangnya Anantarupa hanya menghadirkan tokoh atau karakter yang kurang populer. Padahal Lokapala bisa saja mendatangkan tokoh-tokoh lokal populer seperti Gatot Kaca, Si Buta dari Gua Hantu atau Nyi Roro Kidul agar lebih dikenal oleh pemain di Indonesia.
Selain itu, nuansa lokal ala Indonesia di Lokapala juga masih kurang terasa di sisi bahasa. Alih-alih menggunakan bahasa Indonesia, Lokapala malah menjadikan bahasa Inggris sebagai pilihan utama dalam permainan. Hingga saat ini pun, pihak developer masih belum menyediakan pilihan bahasa untuk permainan. Padahal, Lokapala bakal lebih terasa lokal bila menyediakan bahasa Indonesia. Khususnya pada bagian story atau lore agar pemain bisa lebih belajar dan mengetahui cerita latar belakang setiap Ksatriya.
Menarik Pemain Lewat Inovasi
Sebagai game MOBA baru ditengah pasar yang besar, Lokapala juga menghadirkan inovasi untuk menarik pemain. Layaknya game MOBA lainnya, Lokapala juga mempunyai tiga jalur (lane) di dalam permainan. Namun yang membuatnya berbeda adalah kehadiran Ganking Lane atau jalan pintas di bagian sisi top lane dan juga bottom lane. Kehadiran Ganking Lane ini tentu membuat permainan menjadi menarik sebab masing-masing tim jelas punya opsi tambahan untuk memenangkan pertandingan.
Lokapala juga menghadirkan sistem buyback di dalam permainan. Tidak seperti di Dota 2, sistem buyback di Lokapala tidak memerlukan gold. Pemain hanya diberikan 2 kesempatan untuk buyback di sepanjang permainan. Jadi, penggunaannya pun harus dipertimbangkan.
Tak hanya itu, Lokapala juga mempunyai dua monster besar seperti Turtle dan Lord yang ada di Mobile Legends. Kedua monster tersebut juga dapat memberikan buff tambahan ketika berhasil dikalahkan oleh pemain. Tentu kehadiran dua monster tersebut dapat menjadi opsi tambahan sebagai strategi untuk meraih kemenangan. Sayangnya, keberadaan kedua monster ini justru kerap terlupakan karena lokasinya berada di kedua sudut map permainan.
Di Lokapala juga hadir sebuah sistem tunggangan (mount) yang bernama Vahanna. Dengan sistem ini, pemain dapat menaiki sebuah tunggangan berbentuk batu untuk menjelajah map. Sayangnya menurut kami sistem ini masih punya kelemahan. Untuk memanggil Vahanna pemain memerlukan waktu untuk mengeluarkannya.
Selain itu, ada inovasi yang kami rasa kurang tepat yaitu penampilan bush (semak-semak) di Lokapala. Bila di game MOBA seperti Mobile Legends penampilan bush seperti rumput panjang, di Lokapala malah seperti tumbuhan berdaun lebar. Perubahan ini kami rasa kurang pas dan mengganggu buat yang belum terbiasa. Ditambah dengan pewarnaan yang kurang cocok dengan keadaan sekitar.
Masih Harus Terus Berbenah
Hadirnya Lokapala memang menjadi kebanggan tersendiri buat gamer Indonesia. Kami pun sangat mengapresiasi Anantarupa yang sudah berusaha keras untuk melahirkan Lokapala. Namun kami masih merasa Lokapala masih harus banyak berbenah. Karena kami masih menemukan bug-bug yang cukup mengganggu, salah satunya loading screen tanpa akhir.
Bug ini juga sering dialami ketika masa tahap beta, namun setelah rilis kami masih menemukannya ini. Meski tidak separah ketika masa beta, bug loading screen tanpa akhir ini harus segera diperbaiki lewat update-update ke depannya.
Sisi visual juga menjadi isu yang harus diperhatikan. Apalagi gamer zaman sekarang selalu disuguhkan dengan game-game mobile dengan kualitas grafis yang sangat tinggi. Kami merasa visual menjadi aspek yang harus diperhatikan.
Isu visual yang sangat terasa ketika menu pemilihan Ksatriya sebelum permainan di mulai. Di sini antarmuka yang disuguhkan kurang bersahabat dan menimbulkan kebingungan. Contohnya seperti pada menu slide ketika memilih Ksatriya di kedua sisi yang menyebakan pemain tidak bisa melihat Ksatriya pilihan lawan. Informasi mengenai Ksatriya juga terlihat sederhana dengan warna ungu yang sangat dominan dan kurang bersahabat untuk mata pemain.
Visual Ksatriya juga masih butuh perbaikan karena kurang keren bila dibandingkan dengan visual yang ada di loading screen atau di menu utama. Meski banyak kekurangan, kami sangat mengapresiasi usaha Anantarupa untuk membuat game ber-genre MOBA.
Minim Fitur Permainan
Untuk fitur permaian, saat ini Lokapala hanya menyediakan mode Classic Match , Ranked Match , dan Custom Match. Jadi, untuk menarik pemain lebih banyak, developer tentu harus menambahnya. Lokapala pun masih belum menyediakan tutorial permainan. Untuk gamer MOBA mungkin itu bukan masalah besar, namun tutorial sangatlah penting buat pemain baru agar dapat mengenali permainan tersebut.
Adanya fitur Yantra di Lokapala sebagai menaikan status para Ksatriya pun masih minim informasi. Padahal fitur ini cukup menarik dan sudah ada di game MOBA lainnya. Sebut saja seperti Emblem di Mobile Legends atau Arcana di AoV. Tetapi tetap saja tampilannya sulit untuk dipelajari karena minim informasi ataupun petunjuk untuk menggunakannya. Buat pemain yang sudah biasa bermain MOBA pun membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempelajari fitur Yantra ini.
Kesimpulan
Sebagai developer lokal, kami sangat mendukung Anantarupa dengan Lokapala-nya. Berusaha untuk memperkenalkan nuansa Nusantara lewat game MOBA sebagai genre terpopuler sampai saat ini. Sayangnya banyaknya kekurangan dan isu-isu yang banyak ditemui membuat kehadiran Lokapala terkesan terburu-buru. Sehingga, developer pun masih punya pekerjaan yang harus dilakukan demi memoles Lokapala menjadi lebih baik.
Menurut kami pun, untuk saat ini Lokapala masih belum bisa bersaing dengan game MOBA lainnya khususnya yang ada di mobile. Ini bukan berarti Lokapala tidak memiliki potensi. Anantarupa harus memiliki strategi jitu untuk membuat Lokapala dapat bersaing dengan game MOBA yang ada sekarang. Jadi GameFever ID sangat mengharapkan Anantarupa untuk mengerjakan perbaikan di sana sini.
Nah bagaimana nih pendapat kalian yang sudah mencoba Lokapala? Tuliskan pendapat kalian di kolom komentar di bawah ya.