fbpx
GameFever ID
Review

[Review] Death’s Gambit: Afterlife (Switch) – Simpel, tapi Menantang!

Death’s Gambit: Afterlife adalah sebuah game bergaya Metroidvania yang dipadukan dengan gaya game Souls-like. Game ini sebenarnya sudah pernah rilis di Steam dan PS4 pada 2018 lalu dengan judul hanya Death’s Gambit. Bisa dibilang, Death’s Gambit: Afterlife adalah hasil perbaikan dari versi sebelumnya yang sempat dikeluhkan player karena adanya masalah kontrol dan input command. Untungya, semua masalah tersebut sudah diperbaiki dan player Switch pun bisa memainkannya dengan nyaman.

Dalam kesempatan kali ini, kita mau memberikan ulasan atau review untuk Death’s Gambit: Afterlife. Pengalaman apa saja yang kita dapatkan di game ini? Mari kita bahas secara singkat.

Baca Juga: [Review] Resident Evil Village – Kisah Survival Horror Yang Menakjubkan

Cerita

Death’s Gambit: Afterlife menceritakan karakter protagonis bernama Sorun, yang di awal permainan dia harus tewas atau mati. Pada akhirnya dia harus bernegosiasi dengan Kematian (Death) untuk bisa kembali hidup, namun harus ada timbal balik yang harus Sorun berikan.

Pemain akan sering mendapatkan interaksi di dalam permainan, baik berupa cutscene atau dialog antara Sorun dengan NPC yang ada. Itulah yang membuat Death’s Gambit: Afterlife bisa dinikmati dengan baik oleh pemain. Ditambah lagi, protagonis di game ini banyak terlibat di berbagai interaksi sehingga membuat elemen story telling-nya sangat kental dan terasa.

Buat pemain yang juga sangat senang dengan tema cerita ala dark fantasy, Death’s Gambit: Afterlife sangat pas. Banyak hal misterius yang membuat pemain bisa penasaran, seperti background story dari NPC yang ditemui di dalam permainan.

Bila bisa dibandingkan dengan Dead Cell yang sangat mirip sebenarnya, Death’s Gambit: Afterlife memiliki protagonis yang aktif dan berinteraksi dengan NPC yang ada. Sehingga, Death’s Gambit: Afterlife memberikan pengalaman bermain dengan story telling yang cair.

Gameplay

Death’s Gambit: Afterlife menawarkan 7 class yang bisa pemain pilih. Setiap class tentunya memiliki perbedaan di skill dan juga senjata. Namun, di permainan nanti kalian juga bisa menggunakan senjata dari class lain. Misalnya saja kalian memilih class Wizard dengan senjata utamanya Buku (Book), nantinya di permainan pemain juga bisa memakai Sword.

Namun untuk memakainya, pemain harus memenuhi syarat yang ada. Misalnya, jika ingin memakai Sword kalian harus menaikkan poin status Vitality (VIT). Meski pemain bisa menggunakan senjata di luar class yang dipilih, skill tree yang bisa dipakai tentunya hanya tersedia dari class utama yang dipilih dari awal permainan.

Soal gameplay saya merasakan perbedaan dari Dead Cell, game serupa yang pernah saya mainkan juga. Death’s Gambit: Afterlife menghadirkan permainan yang smooth karena merupakan upgrade dari masalah yang ada di versi sebelumnya. Selain itu, Death’s Gambit: Afterlife juga menuntuk pemainnya aktif. Bila di Dead Cell kita hanya bisa dogde, di Death’s Gambit: Afterlife pemain bisa melakukan parry dan juga blocking.

Death’s Gambit: Afterlife terlihat simpel dan juga mudah, tapi tetap saja menantang. Meski tidak sesulit game serupa seperti misalnya Dead Cell atau Dark Souls, kekesalan saya tidak sampai menggebrak-gebrak meja atau berkata kasar.

Baca Juga: Main Bareng!! Pamali (Demo)

Visual

Seperti yang sudah sempat dibahas di atas, visual Death’s Gambit: Afterlife dikemas dengan gaya 2D pixel. Suasana sekitar juga dibuat kelam dan gelap, sangat mendukung tema yang diangkat game ini. Animasinya juga sangat rapi dan halus meski Death’s Gambit: Afterlife hadir dengan 2D pixel.

Kami tidak menemukan hal yang aneh untuk visual. Justru kami sangat menyukainya karena sesuai dengan konsep tema cerita yang diangkat. Suasana di dalam permainan juga tidak melulu gelap, karena di tengah perjalanan pemain bakal disuguhkan dengan visual yang cerah.

Kesimpulan

Tidak banyak game serupa yang fresh seperti Death’s Gambit: Afterlife. Kita tahu bahwa game-game ala Metroidvania dan Soulslike sudah banyak di pasaran. Dan kebanyakan susah dimainkan oleh pemula. Namun, kesederhanan Death’s Gambit: Afterlife membuat pembeda. Mekanik kematian simpel, tingkat kesulitan pun tidak separah seri Soulslike lainnya bagi kami.

Protagonis yang lebih banyak terlibat di percapakan ataupun cutscene juga menjadi pembeda lainnya. Menjadikan storytelling Death’s Gambit: Afterlife enak diikuti sambil berpetualang di dunianya. Meski simpel, Death’s Gambit: Afterlife tentunya masih sangat menantang sebagai game ala Soulslike. Enaknya lagi, pemain tidak perlu terbawa emosi bila mati berkali-kali saat berpetualang di Death’s Gambit: Afterlife.

Related posts

Metal Gear Solid Δ: Snake Eater Umumkan Perilisan di PS5, Xbox Series X|S dan, Steam

MongJi

KABOOM! SUPER BOMBERMAN R 2 akan Dirilis pada 14 September

MongJi

Kembali ke Era Samurai dengan Like a Dragon: Ishin! Tampilkan Aksi Seru di Akhir Zaman Edo

MongJi

Leave a Comment